Tips Membuat Diskon Ecommerce Tanpa Merusak Margin

Dalam persaingan pasar daring, diskon ecommerce sering menjadi alat paling ampuh untuk menarik perhatian pelanggan baru dan meningkatkan penjualan. Namun, jika tidak dirancang dengan cermat, program diskon justru bisa menurunkan margin keuntungan dan merusak health bisnis Anda. Artikel ini akan membahas langkah-langkah strategis untuk membuat program diskon yang efektif tanpa mengorbankan profitabilitas.

1. Hitung Cost dan Margin dengan Teliti

Sebelum menetapkan besaran diskon, pastikan Anda memahami:

  • Cost of Goods Sold (COGS): harga produk plus biaya operasional.
  • Margin Minimal: selisih terendah yang masih mempertahankan profit.

Contoh perhitungan sederhana:

Harga pokok: Rp50.000
Margin minimal: 20% → harga jual minimal Rp62.500
Jika ingin diskon 10%, harga jual akhir minimal Rp56.250

Dengan angka di atas, Anda tahu batas aman sebelum margin menyusut di bawah 20%.

2. Terapkan Diskon Bertahap (Tiered Discount)

Alih-alih potongan flat 20% untuk semua, gunakan skema bertingkat:

  • Beli 1–2 item → diskon 5%
  • Beli 3–5 item → diskon 10%
  • Beli >5 item → diskon 15%

Cara ini mendorong pelanggan menambah keranjang belanja untuk mencapai level diskon lebih tinggi, sehingga average order value (AOV) naik sekaligus menjaga margin rata-rata.

3. Gunakan Waktu dan Kuota Terbatas

Menciptakan sense of urgency lewat time-limited promo (misal: 24 jam) atau kuota terbatas (hanya 100 kode) membuat pelanggan lebih cepat mengambil keputusan. Namun, batasi durasi dan kuota agar dampak diskon tidak berkepanjangan dan menggerus margin.

4. Integrasikan Upsell dan Cross-sell

Saat pelanggan memasukkan produk ke keranjang, tawarkan produk pelengkap (cross-sell) atau upgrade paket (upsell) dengan diskon kecil. Misalnya:

“Tambah Rp10.000 untuk mendapatkan pouch eksklusif—hemat 20%!”

Dengan demikian, meski diskon untuk produk utama, total nilai keranjang tetap terjaga, bahkan meningkat.

5. Kriteria Pelanggan Tertarget

Fokuskan program diskon ecommerce pada segmen pelanggan yang memberikan lifetime value tinggi, misalnya:

  • Pelanggan loyal (repeat buyer)
  • First-time buyer (dengan minimal pembelanjaan tertentu)

Dengan segmentasi, Anda mencegah diskon menyasar pelanggan yang sensitif harga saja—yang cenderung melakukan pembelian sekali.

6. Evaluasi dan Optimalisasi

Setelah promo berjalan, ukur metrik berikut:

  • Conversion Rate sebelum dan setelah diskon
  • Rata-rata Margin per transaksi
  • AOV dan Customer Acquisition Cost (CAC)

Jika margin terlalu turun, kurangi besaran diskon atau perbaiki skema tiered. Untuk program berikutnya, gunakan data historis ini sebagai acuan.

Baca Juga: Perbedaan Ecommerce Lokal vs Internasional

Program diskon ecommerce yang dirancang secara strategis—dengan perhitungan margin, skema bertahap, batasan waktu, serta segmentasi pelanggan—akan mendongkrak penjualan tanpa merusak profit. Selalu pantau hasil dan terus eksperimen agar pricing strategy Anda makin tajam dan berkelanjutan.

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *